Postingan

(Bukan) Hidup untuk sekedar hidup

Gambar
"Mencoba hidup untuk sekedar hidup" Yap, kalimat yang bisa saja memiliki dua defenisi yang saling bertolak belakang tergantung siapa dan bagaimana situasi manusia yang berpegangan pada nya.  Artian pertama bisa saja ditujukan pada manusia yang belum bahkan tidak memiliki tujuan hidup. Manusia tanpa proyeksi jangka panjang dan pendek yang dijadikan tujuan untuk terus memperbaiki kehidupan.  Dan pemaknaan selanjutnya untuk manusia yang sudah merasa puas dengan segala hal yang ia terima dalam kehidupannya, sehingga ia hanya butuh aktivitas tanpa memusingkan kegiatan tersebut hanya berulang atau tidak.  Bagi mereka yang berada disalah satu situasi tersebut, harusnya itu tak akan jadi masalah ataupun menjadi beban pikiran.  Namun bagi orang-orang diluar situasi tersebut pastilah menjadi siksaan tersendiri baginya.  Manusia diberi hak untuk memilih, dan pilihan tersebut dianugerahi akak dan hati untuk memandunya. Setiap orang memiliki kewajiban sendiri untuk dirinya y...

Ketika Manusia Mencari Jalan- Nya

Gambar
"Tolak ukur menjalankan kehidupan itu, bukan kamu bahagia atau tidak, tapi apakah tuhan suka atau tidak" Kalimat yang terdengar sangat simpel namun memiliki makna yang sangat dalam. Kemudahan, kekayaan, bahkan kebahagiaan belum tentu bentuk kasih sayang Tuhan kepada hambanya. Bisa saja itu bentuk ujian sang pencipta kepada hambanya.  Karena kemudahan, kekayaan, dan kebahagiaan itu bisa saja berasal dari melakukan hal yang tidak Tuhan sukai, sehingga semuanya tidak memberikan ketenangan kepada manusia.  Manusia terkadang sering berada di situasi perdebatan sengit antara lisan dengan hati mereka. Bisa saja ketika melakukan suatu hal bibir manusia mengucapkan hal tersebut benar, namun jauh di dalam hatinya, kalbunya paham betul jika yang dilakukan tersebut bukan suatu hal yang di sukai Tuhannya. Sehingga manusia harus menjalankan kehidupan dengan penuh kesadaran dan kesabaran untuk selaiu melalukan hal yang disukai penciptanya. (Pariaman, 23 September 2025) Mesjid Ta...

Nyatanya Begitu

Gambar
Bagaimana mungkin aku tak jatuh hati padamu, Mengetahui jika kau kembali saja bahkan bukan dari mu langsung membuat aku begitu bahagia. Bagaimana bisa aku sejatuh ini?  Akupun juga tak paham Padahal waktu sudah lama membuat kita berjarak Jarak sudah cukup jauh membuat kita terpisah  Dan aku yakin, orang-orang lain sudah banyak singgah dihati kita masing-masing. Entah kenapa,   Aku bingung dengan hatiku sendiri, masabodoh lah dengan hatimu.  Karena aku tau semua hal buruk tentang kamu,  Segala hal yang biasanya membuatku tidak senang jika dilakukan oleh orang lain.  Tapi entah kenapa, yang jelas kini aku rencanakan banyak kemungkinan yang bisa mempertemukan kita.  Anggap saja tidak sengaja yang aku sengajai.  Kau dengan hatimu yang biasa Dan aku dengan perasaanku yang ku usahakan nampak biasa saja.  Bahagia selalu agar aku turut berbahagia.

Yang Membersamai Langit

Gambar
(cukup baca saja jangan dipikirkan, nanti pusing) Langit yang ku kira akan runtuh Ternyata masih saja kokoh  Masih tinggi dan tetap tak bisa aku jangkau.  Ternyata hujan, badai dan petir kemarin yang ku kira dapat menghancurkan langit itu rupanya adalah bagian dari langit. Bulan dan bintang-bintang yang mendadak lenyap kemarin juga perlahan dan satu persatu muncul kembali, dengan rasi bintang yang berbeda dari sebelumnya. Lebih terang, lebih indah dan lebih berdekatan. Aku kira langit akan selamanya hitam karena hujan, badai dan petir itu. Rupa-rupanya bulan dan bintang itu tak pernah hilang dari langit, mereka hanya tersembunyi dan membiarkan cuaca mengatur keberadaanya sebagaimana harusnya. Entah apa maksudnya, aku tebak saja, ternyata tak bisa-bisa. Langit sekarang indah, tapi tetap saja formasi bulan bintang sebelumnya belum bisa terlupakan, butuh pembiasaan, mungkin butuh beberapa waktu.

Patah yang Tumbuh

"Ketika seseorang benar-benar siap untuk sesuatu, sesuatu itu pasti akan datang" Lagi, kalimat itu yang ku temui di patah part ini. Entah kenapa beranda sosial media sepertinya mendadak menjadi peramal yang seolah tau isi hati dan keadaan manusia yang menggunakannya. Hah, sekali lagi, patah yang menumbuhkan banyak cabang harapan dan peluang baru. Bahkan mungkin cabang-cabang ini akan patah lagi sebanyak yang baru tumbuh ini. Pernah ingin memotong habis cabang yang patah ini, tapi aku tak punya alasan untuk membuatnya tak tumbuh lagi.  Cabang-cabang yang patah itu kini membuat banyak cabang baru dan menjadikan pohonku lebih rindang dari sebelumnya.  Ya, aku merasa menjadi lebih baik dari diriku yang sebelumnya setelah mengikhlaskan patah-patah yang sudah berlalu.  Aku juga menjadi terbiasa membandingkan diri ku hari ini dengan siapa aku kemarin, bukan membandingkan aku dan bagaimana orang lain hari ini. Bahkan harusnya saat ini aku terpuruk, meratapi bagian "patah" y...